Yu-jin dan ibunya yang buta pindah ke sebuah desa kecil dari Seoul. Pada hari pertamanya di sekolah baru, Yu-jin dijemput oleh teman-teman sekelasnya. Bersama korban kebencian lainnya, Yu-jin mengutuk keempat gadis yang menyiksa mereka melalui Papan Ouija. Pada hari kedua di sekolah, salah satu orang yang terpesona itu terbakar dan mati saat dia duduk di tempat Yu-jin menggunakan papan itu. Keesokan harinya, korban lain tewas terbakar, dan kini sekolah dipenuhi kengerian.